Inilah.com - Terkini |
- Rooney Dinilai Kegemukan dan Lamban
- Owi/Butet Tak Pernah Kehilangan Satu Gim pun
- HUT RI ke-71,Papan Selancar 6 Meter Pecahkan MURI
- Militansi Akar Rumput PDIP Hilang Jika Pilih Ahok
- Perjalanan Tontowi/Liliyana Meraih Medali Emas
- Ucapan Spesial dari Inter di HUT ke-71 Indonesia
Rooney Dinilai Kegemukan dan Lamban Posted: 17 Aug 2016 12:11 PM PDT INILAHCOM, Manchester - Mantan bek Manchester United, Paul Parker menilai Wayne Rooney kegemukan dan pergerakannya lamban. Ia mempertanyakan apakah Rooney masih pantas diturunkan sebagai pemain inti. Performa Rooney bersama MU dan Inggris dalam dua tahun terakhir menjadi perdebatan. Pemain 30 tahun itu tak lagi tajam seperti tiga atau empat tahun lalu. Menurut Parker, yang pernah memperkuat MU tahun 1991-1996, Mourinho harus memainkan Rooney berdasarkan performanya di lapangan, bukan semata karena reputasi. "Ini musim menentukan untuk Rooney. Ini bukan lagi Rooney memecahkan rekor, tapi soal mengakhiri kariernya di Manchester United. Ia harus menunjukkan pantas berada di tim inti dan bukan hanya terkait pemasaran," ujar Parker, dikutip dari Soccerway. "Terlepas dari apresiasi semua orang atas apa yang telah dicapainya dan berapa jumlah gol yang dicetaknya, sepak bola bukan hanya soal itu. Jika ada seseorang yang baru mengenal Rooney, pasti berpikir, 'Siapa dia? Ia kegemukan dan lamban. Tendangannya payah dan sepertinya ia tak bisa bergerak atau memutar tubuhnya dengan cepat." ia mengakhiri. |
Owi/Butet Tak Pernah Kehilangan Satu Gim pun Posted: 17 Aug 2016 12:10 PM PDT INILAHCOM, Rio de Janeiro - Keberhasilan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih medali emas Olimpiade 2016 semakin lengkap dengan apiknya penampilan mereka di lapangan. Hingga menjadi juara, Tontowi/Liliyana tak pernah kehilangan satu gim pun. Penampilan Tontowi/Liliyana dalam dua tahun terakhir sebenarnya tak terlalu mengesankan. Di tahun 2015, mereka gagal memenangkan gelar super series atau super series premier. Keduanya hanya mampu meraih gelar Kejuaraan Asia dan Indonesia Masters yang kastanya masih di bawah turnamen super series atau super series premier dan Kejuaraan Dunia. Tontowi/Liliyana atau akrab disapa Owi/Butet baru bisa memenangkan gelar super series lagi di tahun 2016 tepatnya bulan April lalu. Mereka sukses menjuarai Malaysia Terbuka Super Series Premier 2016 dimana kebetulan lawan yang dikalahkan di final adalah Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, lawan yang mereka kalahkan di final Olimpiade 2016. Jelang terjun ke Olimpiade, grafik penampilan Tontowi/Liliyana sebenarnya juga kurang bagus. Di Indonesia Terbuka Super Series 2016, laju mereka terhenti di babak kedua oleh pasangan baru Denmark, Kim Astrup/Line Kjaersfeldt. Setelah itu, keduanya mulai fokus mempersiapkan tampil di Olimpiade. Waktu sekitar tiga bulan dimanfaatkan Tontowi/Liliyana berlatih secara intens termasuk karantina di Kudus dan Sao Paulo. Hasilnya tak sia-sia. Selain meraih medali emas, Tontowi/Liliyana selalu menang straight game atau dua gim langsung dari babak penyisihan hingga final. Tiga laga di penyisihan Grup C dilalui Tontowi/Liliyana dengan kemenangan dua gim saja. Robin Middleton/Leanne Choo (Australia) dikalahkan 21-7, 21-8. Bodin Isara/Savitree Amitrapai (Thailand) tumbang 21-11, 21-13. Chang Peng Soon/Goh Liu Ying bertekuk lutut 21-15, 21-11. Di perempatfinal, Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia) menyerah 21-16, 21-11. Di semifinal, giliran Zhang Nan/Zhao Yunlei dibungkam 21-16, 21-15. Di partai puncak, Tontowi/Liliyana tampil nyaris sempurna dengan mengalahkan Chan/Goh 21-14, 21-12. |
HUT RI ke-71,Papan Selancar 6 Meter Pecahkan MURI Posted: 17 Aug 2016 12:00 PM PDT INILAHCOM, Kuta - Even internasional kembali digelar di Pantai Kuta, Bali. Kali ini, even tersebut mampu memecahkan rekor Asia dan dicatat dalam Rekor Museum Record Indonesia (MURI). Even surfing dengan papan terbesar dan orang terbanyak di Asia. Ketua panitia acara, I Wayan Suanda menyatakan acara yang digagas oleh World Brand Factory (WBF) itu mendapat penghargaan surfer terbesar di Asia. "Ada tujuh orang yang naik di papan surfing sepanjang 6 meter dengan lebar 1,2 meter," ucap Suanda di Pantai Kuta, Rabu (17/8/2016). Menurutnya, papan seberat 70 kilogram dibuat sendiri oleh anak-anak Indonesia dan dipersiapkan hanya dalam waktu tempo yang singkat. Tak hanya papan surfing terbesar, pada acara yang menyedot perhatian sejumlah turis itu juga menghadirkan sekitar 300 surfer dari berbagai dunia. "Persiapan kita cuma dua minggu untuk memecahkan rekor ini, termasuk membuat papan surfing ini. Sangat singkat memang. 300 orang minimal akan ikut dari surfer nasional sampai mancanegara. Jadi acara sore hari ini diikuti oleh surfer dunia. Kita patut bangga bisa memecahkan rekor Asia sekaligus memeriahkan Dirgahayu Republik Indonesia ke-71," ungkapnya. Suanda mengaku selain memecahkan rekor tingkat Asia, acara ini dihelat dalam kerangka promosi pariwisata Indonesia, Bali khususnya, di kancah internasional. "Kita patut bangga sehingga memecahkan rekor Asia. Ke depan ini bisa menjadi ikon pariwisata Bali dan Indonesia," jelasnya. Sementara itu, Max wisatawan asal Rusia mengaku terpesona dengan pemecahan rekor Asia itu. Max yang juga pecinta surfing yang berlibur ke Bali bersama kekasihnya itu suatu hal mustahil papan surfing sebesar itu dengan jumlah orang terbanyak mampu berjalan di atas ombak dengan mulus. "Luar biasa, hal itu terjadi di sini. Saya terpesona. Sungguh fantastis melihat papan berbobot besar dan dinaiki orang banyak bisa meliuk di atas ombak," tandas Max. [fad] |
Militansi Akar Rumput PDIP Hilang Jika Pilih Ahok Posted: 17 Aug 2016 11:54 AM PDT INILAHCOM, Jakarta - PDI Perjuangan hingga saat ini masih belum memutuskan siapa calon gubernur (cagub) yang akan diusung di Pilkada DKI Jakarta . Direktur Eksekutif Pusat Kajian (Pusaka) Trisakti, Fahmi Habsee mengatakan, PDI Perjuangan tak akan mengambil keputusan yang salah dalam menentukan cagub. Bahkan dia yakin PDI Perjuangan tak akan memilih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Meski informasi dari kalangan internal, PDI Perjuangan dalam waktu dekat akan mendeklarasikan pasangan Ahok-Djarot sebaga cagub-cawagub di Pilgub DKI. "Tidak ada itu. Percayalah, PDIP pilih cagub yang bisa membuat kader dan akar rumput jadi militan dan mau bangun pagi-pagi ke TPS. Dan bukan militansi 'teman-temanan'. Pemilih mayoritas etnis Jawa dan Sunda, rasionalnya cagub harus orang Jawa atau Sunda kalau PDIP ingin menang, "ujar Fahmi di Jakarta, Rabu (17/8) malam. Dia mengklaim mendapat info dari elit salah satu petinggi partai pendukung Ahok, jika PDI Perjuangan berani mengusung kader partai sendiri maka akan ada salah satu partai pendukung Ahok yang berbalik badan mendukung cagub PDIP dan meninggalkan Ahok. "Otomatis Ahok tidak bisa maju cagub, karena tidak cukup kursi, "ujar politisi PDIP ini.. Namun Fahmi tak ingin berspekulasi lebih jauh soal keputusan akhir PDI Perjuangan. Bahkan jika nantnya PDI Perjuangan akhirnya mendukung Ahok untuk dipasangkan Djarot maka hal itu akan menjadi keputusan bersama. Meski begitu Fahmi mengatakan jika hal itu terjadi maka sebuah "tragedi" ketika PDIP sedang membangun loyalitas, pendidikan politik dan sekolah kader yang disiapkan menelurkan pemimpin-pemimpin daerah, kemudian malah mengusung cagub 'sekelas' Ahok. Fahmi mengatakan belum masuk akal jika partai militan dan ideologis PDI Perjuangan kemudian menempatkan "kehormatan dan posisi tawar politik tinggi" hanya mengusung kader jadi cawagub, dan malah mengusung cagub seperti Ahok, yang diketahui rekam jejak terbiasa melakukan "avonturisme" politik dengan berpindah-pindah partai. PDIP juga belajar banyak dari pengalaman pahit Gerindra tahun 2012. "Kalau memang sudah kepepet dan ketika menengok dibelakang PDIP hanya tembok, ya apa boleh buat Ahok dijadikan cawagub. Bisa Djarot-Ahok, Risma-Ahok, atau siapapun kader PDIP dengan cawagub Ahok, "pungkasnya.[jat] |
Perjalanan Tontowi/Liliyana Meraih Medali Emas Posted: 17 Aug 2016 11:45 AM PDT INILAHCOM, Rio de Janeiro - Ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil meraih medali emas di Olimpiade 2016. Berikut perjalanan Juara All England 2012-2014 itu dalam meraih medali emas untuk Indonesia. Tontowi/Liliyana tergabung di Grup C bersama Robin Middleton/Leanne Choo (Australia), Bodin Isara/Savitree Amitrapai (Thailand) dan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia). Di Olimpiade kali ini Tontowi/Liliyana menjadi unggulan ketiga di bawah Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) dan Ko Sung Hyun/Kim Ha Na (Korea Selatan). Di laga perdana, Tontowi/Liliyana tak menemui kesulitan mengalahkan Robin/Leanne dua gim langsung 21-7 dan 21-8 dalam waktu 25 menit. Selanjutnya, pasangan yang akrab disapa Owi/Butet mampu mengalahkan Bodin/Savitree 21-11 dan 21-13 dalam waktu 32 menit. Dua kemenangan tersebut memastikan langkah Owi/Butet ke perempatfinal. Tapi, keduanya akan memperebutkan status juara grup di laga pamungkas melawan Chan/Goh. Lagi-lagi Owi/Butet hanya butuh dua gim saja dengan skor 21-15 dan 21-11. Nasib kurang bagus untuk tim Indonesia ketika hasil undian mempertemukan Owi/Butet melawan rekannya sendiri, Praveen Jordan/Debby Susanto. 'Perang Saudara' dimenangkan Owi/Butet 21-16 dan 21-11. Lawan berat menanti Owi/Butet di semifinal. Mereka akan menantang unggulan teratas sekaligus juara bertahan, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Rekor pertemuan juga tak menguntungkan Indonesia karena hanya bisa lima kali menang dari 18 pertemuan dimana delapan laga terakhir Owi/Butet selalu kalah. Di lapangan, Owi/Butet membalikkan rekor negatif tersebut. Mereka hanya membutuhkan dua gim saja untuk menundukkan Zhang/Zhao 21-16 dan 21-15. Puncaknya, Owi/Butet kembali berhadapan dengan lawannya di penyisihan grup, Chan/Goh. Tampil nyaris sempurna, Owi/Butet meraih kemenangan 21-14 dan 21-12 sekaligus mempersembahkan medali emas. |
Ucapan Spesial dari Inter di HUT ke-71 Indonesia Posted: 17 Aug 2016 11:35 AM PDT INILAHCOM, Jakarta - Inter Milan tak mau ketinggalan momen kemerdekaan Indonesia dengan menyampaikan ucapan khusus di tanggal 17 Agustus. Indonesia merupakan basis pendukung terbesar Inter Milan di kawasan Asia Tenggara bahkan benua Asia. Ditambah lagi mereka juga memiliki hubungan emosional cukup dekat karena presiden klub, Erick Thohir, berasal dari Indonesia. Di momen hari kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia yang jatuh tanggal 17 Agustus, klub yang bermarkas di Stadion Giuseppe Meazza itu secara khusus mengunggah ucapan selamat hari ulang tahun lewat akun Instagram @inter. Berlatar belakang foto berwarna biru tua dengan gambar Yuto Nagatomo tengah berebut bola, di bagian tengah tertulis "Semangat Perjuangan Hidup di Diri Anda" dibingkai garis berwarna merah-putih. Di bagian bawah tertulis dengan bahasa Indonesia: Selamat Ulang Tahun Indonesia!. Sampai berita ini diturunkan, ucapan spesial dari Inter itu sudah di-like oleh 13.700 Interisti Indonesia. Di kolom komentar, para fans mengapresiasi perhatian I Nerazzuri.
[Baca juga: Klopp Ucapkan Selamat HUT Kemerdekaan RI ke-71] |
You are subscribed to email updates from Inilah.com - Terkini. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Posting Komentar