Inilah.com - Terkini |
- Kantor Cabang Perioritas BRI Bidik Rp2,1 Triliun
- Man City Tak Akan Pernah Lampaui Kebesaran MU
- Kemenkumham Proses Status Warga Negara Arcandra
- Polisi Telusuri Penculikan Mahasiswi Unsoed
- Meski Jeblok, Bos BI Masih Sanjung Ekonomi RI
- Ini Alasan Pelatih PSG Tak Cari Pengganti Ibra
Kantor Cabang Perioritas BRI Bidik Rp2,1 Triliun Posted: 07 Sep 2016 12:26 PM PDT INILAHCOM, Jakarta Kantor Cabang Perioritas BRI menargetkan peningkatan jumlah nasabah prioritas menjadi 1.800 orang nasabah dengan dana kelolaan lebih dari Rp2,1 triliun di akhir 2016. Sekretaris Perusahaan Bank BRI Hari Siaga Amijarso mengatakan, bagi Bank BRI, sangat penting untuk melakukan pembukaan Sentra Layanan Prioritas di daerah Gatot Subroto. Sebelum menjadi Sentra Layanan Prioritas, Kantor Cabang Bank BRI Gatot Subroto telah memiliki Priority Lounge, yang kemudian di-upgrade menjadi Sentra Layanan Prioritas. Saat ini tercatat lebih dari 1.100 orang nasabah prioritas BRI yang berada di bawah kelolaan Kantor Cabang Bank BRI Gatot Subroto, dengan dana lebih dari Rp 1,5 triliun. "Tidak hanya untuk meningkatkan layanan premium, namun lebih jauh juga berpotensi meningkatkan portfolio simpanan dengan segmen premium," ujar dia di Jakarta, Rabu (7/9/2016). Saat ini Bank BRI telah memiliki 120 outlet priority banking, yang terdiri dari 22 Sentra Layanan BRI Prioritas, dan 98 priority lounge yang tersebar di seluruh Indonesia. Khusus untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, dengan pembukaan Sentra Layanan BRI Prioritas Jakarta Gatot Subroto ini, berarti sudah ada 34 outlet Priority Banking yang terdiri dari 9 Sentra Layanan BRI Prioritas dan 25 Priority Lounge. Kesembilan Sentra Layanan BRI Prioritas tersebut adalah SLP Jakarta Sudirman, SLP Jakarta Kelapa Gading, SLP Jakarta Cut Meutia, SLP Jakarta Pluit, SLP Rawamangun, SLP BSD, SLP Bintaro, SLP Jakarta Kemang dan SLP Jakarta Gatot Subroto ini. Target BRI hingga akhir tahun ini adalah mendirikan 8 kantor Sentra Layanan Prioritas yang tersebar di beberapa kota besar, yakni Jabodetabek (Bintaro, Bekasi, dan Gatot Subroto), Palembang, Lampung, Solo, Bandung, dan Manado. Hingga saat ini, BRI telah melakukan pembukaan 4 SLP, yakni SLP Bintaro, SLP Palembang, SLP Lampung, dan SLP Solo. "Secara nasional, per Juni 2016, total nasabah prioritas Bank BRI mencapai 35.000 orang dengan dana kelolaan lebih dari Rp 54 triliun. Sementara target pengelolaan dana dan peningkatan jumlah nasabah dari sektor premium ini hingga akhir tahun 2016 adalah Rp 75 triliun dengan nasabah lebih dari 50.000 orang," imbuh dia. [jin] |
Man City Tak Akan Pernah Lampaui Kebesaran MU Posted: 07 Sep 2016 12:24 PM PDT INILAHCOM, Manchester - Jelang laga derby Manchester yang akan tersaji di pekan keempat Liga Premier Inggris akhir pekan ini, perang urat syaraf pun mulai dilayangkan masing-masing kubu guna memanaskan duel. Mantan kiper sekaligus legenda sepakbola Manchester United, Peter Schmeichel tak mau ketinggalan memanaskan aroma derby. Ia dengan lantang menyatakan, sang tetangga, Manchester City tak akan pernah melampaui kebesaran dan popularitas Setan Merah. "Ini (Manchester United) adalah klub dengan fans terbesar, dengan para suporter resmi di luar sana, sehingga Anda tidak bisa membantah itu," ungkap Schmeichel seperti dikutip Yahoo Sports "Ketika Anda melihat tiga tahun terakhir, kita meraih hasil yang buruk, finis di posisi ketujuh, keempat dan kelima, ini jelas bukan Manchester United. Tapi Manchester City ada di atas kita, dan mungkin Anda bisa berargumen bahwa mereka adalah klub yang lebih besar di Manchester saat ini dari segi hasil." "Tapi dalam hal popularitas mereka tidak punya kesempatan menjadi atau bahkan mendekati untuk menjadi yang terbesar di dunia," pungkasnya. Duel Manchester United dengan Manchester City akan dimainkan di markas United, Old Trafford, Minggu, (10/9) malam WIB. |
Kemenkumham Proses Status Warga Negara Arcandra Posted: 07 Sep 2016 12:15 PM PDT INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sedang memproses pengembalian status Warga Negara Indonesia (WNI) milik Arcandra Tahar. Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil pun menyambut baik langkah Kemenkumham untuk segera mengembalikan status WNI mantan Menteri ESDM itu. Pasalnya, Komisi III tidak menghendaki adanya stateless atau tak bernegara. Terlebih, Arcandra sudah menanggalkan kewarganegaraan Amerika Serikat. "Ya itu kan prinsip kami tidak menghendaki adanya stateless. Artinya warga negara Indonesia tidak boleh kehilangan kewarganegaraannya," kata Nasir, Rabu (7/9/2016). Menurutnya, jika tak dikembalikan menjadi WNI, tentu akan terjadi pelanggaran HAM pada kasus tersebut. "Ya karena dia sudah kehilangan kewarganegaraan Amerika Serikat. Kalau kemudian dia kehilangan kewarganegaraan Indonesia, dia akan pindah ke planet lain," ujar dia. "Itu tidak dibenarkan dan melanggar HAM. Padahal fungsi hukum kita melindungi kepentingan manusia. Jadi saya menyambut baik langkah pemerintah, ingin menjadikan Arcandra Tahar sebagai WNI," lanjut Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. [ton] |
Polisi Telusuri Penculikan Mahasiswi Unsoed Posted: 07 Sep 2016 12:12 PM PDT INILAHCOM, Purwokerto - Polres Banyumas, Jawa Tengah, menyelidiki kasus penculikan terhadap seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Sofia Nur Atalina. "Memang benar ada salah seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Unsoed yang dibawa seseorang. Sekarang kita lakukan pengejaran," kata Kasatreskrim Polres Banyumas AKP Andi Kadesma, Rabu (7/9/2016) malam. Pihaknya sudah memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian, termasuk meminta keterangan dari ibunda korban, Suwasri. Berdasarkan keterangan saksi dan olah tempat kejadian perkara, kata dia, tindakan pelaku yang membawa kabur mahasiswi semester V itu dapat disimpulkan sebagai penculikan. Disinggung mengenai kemungkinan pelaku sudah meminta sesuatu kepada keluarga korban, dia mengaku belum mendapatkan informasi tersebut dari ibunda korban. "Tetapi informasi beredar seperti itu," katanya. Akan tetapi, saat ditanya mengenai pesan "broadcast" (BC) di berbagai media sosial yang menyebutkan tentang kondisi korban, dia menyatakan pihaknya belum bisa mengonfirmasi kebenaran pesan BC tersebut. Kendati demikian, Andi mengakui jika ada keluarga korban yang sempat berkomunikasi dengan Sofia melalui saluran telepon. "Namun, kami belum tahu apa yang mereka bicarakan," tambahnya. Dalam pesan BC disebutkan bahwa Sofia telah dihubungi oleh orang tuanya dan setelah diusut, mahasiswi asal Cilacap itu pernah menabrak seseorang dan diminta memberi ganti rugi Rp60 juta, sedangkan penculiknya merupakan suruhan orang yang ditabrak. Sofia Nur Atalina (21) diduga diculik oleh empat pelaku saat singgah di tempat fotokopi depan kampusnya di Jalan Gumbreg, Kelurahan Mersi, Kecamatan Purwokerto Timur, Banyumas, Rabu sekitar pukul 15.30 WIB. Sofia yang baru keluar dari kampus dengan mengendarai mobil Honda Brio warna merah berpelat nomor R 9243 BK miliknya dihampiri tiga orang yang turun dari mobil bak terbuka dan langsung membawa korban masuk kembali ke mobilnya. Mereka membawa kabur Sofia beserta mobilnya ke arah selatan, sedangkan mobil bak terbuka yang dibawa salah seorang pelaku melaju ke arah utara. [tar] |
Meski Jeblok, Bos BI Masih Sanjung Ekonomi RI Posted: 07 Sep 2016 11:29 AM PDT INILAHCOM, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyampaikan, sejak 2008 pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melorot. Tak perlu khawatir karena negara lain lebih parah. "Kita memang harus melihat ekonomi global, memang sejak 2008 sampai sekarang belum pulih. Biasanya kita (pertumbuhan ekonomi) 6 persen turun 5,6 persen, turun lagi 5 persen, sekarang 4,8 persen dan sekarang berusaha naik. Apakah Indonesia masuk kondisi negara gagal atau tidak. Saya sampaikan di tengah kondisi ekonomi ini kinerja ekonomi termasuk baik," papar Agus di ruang rapat komite IV DPD RI, Jakarta, Rabu (07/09/2016). Masih menurut mantan menteri keuangan era SBY ini, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,8% per tahun, selama 10 tahun. Capaian ini lumayan baik sehingga Indonesia cukup disegani di kalangan 20 negara anggota G-20. "Secara rata-rata kita masih 5,8 persen selama 10 tahun terakhir. Artinya, jika tumbuh 5 persen itu masih termasuk tinggi. Mungkin diantara 20 negara, ekonomi kita terbesar. Pertumbuhan kita cukup dihormati. Dua negara yakni India dan Indonesia," kata Agus yang pernah menjabat Dirut Bank Mandiri ini. "Kalau dibandingkan negara besar, seperti Brazil, pertumbuhan ekonominya justru negatif (minus) 3,5 persen. Atau Rusia juga minus 3,7 persen. Brazil, Rusia, India, China, sama South Africa semua tertekan. Hanya kita yang baik. Mungkin karena Indonesia penduduknya besar, dan Mungkin Gubernur BI benar, ekonomi kita masih aman. Hanya saja, situasinya terus melemah. Kalau dibiarkan dan terbuai, ya bahaya juga. Apalagi, target pertumbuhan 5,2% di tahun ini, diprediksi meleset. [ipe] |
Ini Alasan Pelatih PSG Tak Cari Pengganti Ibra Posted: 07 Sep 2016 11:13 AM PDT INILAHCOM, Paris - Kehilangan sosok bomber Zlatan Ibrahimovic yang sudah menjadi pemain kunci klub selama bertahun-tahun rupanya tak membuat PSG kebakaran jenggot. Hal tersebut dikarenakan klub kaya raya Prancis tersebut masih memiliki sosok bomber tajam lainnya dalam diri Edinson Cavani. Selain itu, mereka pun kini juga memilki penyerang muti-fungsi yang baru diboyong dari Real Madrid, Jese Rodriguez. "Ini penting untuk memberikan kepercayaan kepada Cavani," ungkap pelatih PSG, Unai Emery seperti dikutip Soccerway "Dan sulit bagi kamu untuk mendatangkan pemain baru yang sangat penting namun akan bersaing dengannya." "Striker Jese (Rodriguez) juga telah dimainkan, ia adalah pemain serbaguna dan kami juga memiliki Augustin, seorang pemain muda yang siap untuk bermain kapan pun dan siap untuk berkembag," pungkasnya. Ketajaman Cavani memang tak perlu diragukan lagi, di musim lalu, meskipun ia merupakan pilihan kedua di belakang Ibrahimovic, penyerang internasional Uruguay tersebut tetap mengemas total 19 gol di ajang Ligue 1 Prancis. |
You are subscribed to email updates from Inilah.com - Terkini. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Posting Komentar