Inilah.com - Terkini

0 komentar

Inilah.com - Terkini


Diego Costa Minta Maaf pada Timnas Spanyol

Posted: 25 Mar 2015 11:12 AM PDT

INILAHCOM, London - Penyerang Chelsea, Diego Costa, meminta maaf kepada timnas Spanyol karena tak bisa tampil saat menghadapi Belanda di Kualifikasi Piala Eropa 2016 dan laga persahabatan kontra Ukraina.

Costa tak bisa memperkuat Spanyol karena mengalami cedera hamstring yang didapatnya saat Chelsea mengalahkan Hull City 3-2 akhir pekan kemarin.

Sebelumnya, pemain kelahiran Brasil itu juga absen membela Spanyol ketika menghadapi Belarusia dan Jerman di bulan November lalu karena alasan yang sama, cedera hamstring. Sejak memperkuat La Roja, pemain berusia 26 tahun itu baru mengemas satu gol dari tujuh penampilan.

"Sejarah saya dengan timnas belum dimulai dengan baik. Saya belum melakukan apa-apa. Saya selalu memikirkan timnas. Saya minta maaf belum bisa memberikan yang terbaik. Sesuatu selalu terjadi ketika saya hampir bermain untuk Spanyol," ujar Costa, dikutip dari Sky Sports.

"Ini sangat mengganggu saya, tapi saya berharap hal ini tak terjadi lagi. Saya sudah melalui banyak rintangan untuk bisa bermain di timnas dan saya harap hari baik akan datang," ia menambahkan.

Mantan pemain Atletico Madrid melakoni debut bersama timnas Spanyol bulan Maret 2014 setelah menolak panggilan timnas Brasil.

"Saya ingin meraih kesuksesan bersama Spanyol. Pelatih (Vicente Del Bosque) dan rekan satu tim mengandalkan saya. Saya harus segera membalas atas semua kepercayaan tersebut. Semoga saya bisa memberikan yang terbaik di dalam dan luar lapangan," Costa mengakhiri.

Dua Tunggal Putri Belum Temui Hambatan

Posted: 25 Mar 2015 11:01 AM PDT

INILAHCOM, New Delhi - Dua tunggal putri Indonesia, Hana Ramadhini dan Adrianti Firdasari, berhasil melaju ke babak kedua India Terbuka Super Series 2015. Di tunggal putra, Tommy Sugiarto juga melaju.

Di babak pertama, Hana berhasil mengalahkan tunggal Italia, Jeannie Cicognini, 14-21, 21-14, dan 21-19. Di babak kedua, ia akan menantang tunggal Cina Taipei, Pai Yu Po.

Sementara itu, Firdasari mengalahkan tunggal India, Shruti Mundada, 21-9 dan 26-24. Di babak selanjutnya, Firda akan menghadapi tunggal unggulan ketiga Thailand, Ratchanok Intanon.

Di tunggal putra, Tommy Sugiarto juga melaju ke babak kedua usai mengandaskan wakil Prancis, Brice Leverdez, 21-17 dan 21-17. Di babak kedua, Tommy akan menantang wakil Hong Kong, 28-26 dan 23-21.

Dengan demikian, Indonesia mengirimkan lima wakil di babak kedua. Dua ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto dan Edy Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja, lebih dulu melaju.

Yohan Yap Menyesal Bantu KPK Jadi JC

Posted: 25 Mar 2015 10:45 AM PDT

INILAHCOM, Jakarta-Terpidana perkara suap pengurusan alih fungsi hutan lindung di Bogor, Yohan Yap mengungkapkan suatu yang mengejutkan. Dia mengaku kecewa sudah membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi Justice Collaborator (JC).

Sebab, hukuman yang awalnya ringan yakni 1,5 tahun penjara atas putusan Pengadilan Tipikor Bandung, namun, KPK mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Bandung dan hukuman Yohan bertambah menjadi empat tahun.

"Saya sudah beri keterangan di KPK, sudah jadi saksi di Bandung untuk Rachmat Yasin dan persidangan, saya dipidana 1,5 tahun, tapi dibanding jadi 4 tahu, sekarang kasasi," kata Yohan Yap dalam persidangan terdakwa Cahyadi Kumala di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (25/3/2015).

"Sodara sudah kooperatif, tapi katanya ada satu penyesalan?" timpal Bambang selaku Kuasa Hukum Cahyadi Kumala.

Yohan menjawab, hal itu bukanlah sesuatu k
penyesalan, namun lebih pada rasa percuma. Sebab, awalnya tim penyidik KPK berjanji abaila menjadi Justice Collaborator dan mau mengungkap keterlibatan pihak lain dalam kasus ini, makanya hukumannya jadi ringan.

"Zairin itu Pasal 12, ancaman hukumannya empat tahun penjara maksimal dua puluh tahun, tapi Zairin dapet paling rendah," ujar Yohan.

Sedangkan ia dikenakan pasal 5 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang ancaman pidananya minimal satu tahun dan maksimal lima tahun penjara. Namun, ia divonis PT DKI empat tahun yang artinya mendekati hukuman maksimal.

Yohan sendiri mengakui bahwa pada awalnya, ia tidak mengerti dengan istilah Justice Collaborator. "Saya enggak tau, tapi menurut saya. Waktu penangkapnya bilang 'kamu bukan target kami, kami mau pejabatnya', kata Yohan.

Atas kesaksian Yohan, KPK memang bisa menjerat mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin dan juga bos PT Bukit Jonggol Asri Kwee Tjahyadi Kumala atau Swie Teng dalam perkara ini. Yohan adalah perantara suap antara Swie Teng dan Rachmat untuk memuluskan alih fungsi lahan hutan di Bogor. [ars]

Program Beasiswa Bagi Mahasiswi Sains

Posted: 25 Mar 2015 10:30 AM PDT

INILAHCOM, Jakarta - Selama lebih dari satu dasawarsa, L'Oreal Indonesia bersama Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (KNIU Kemdikbud) mendukung perempuan muda dan perempuan peneliti melalui program L'Oreal-UNESCO for Women in Science (FWIS) dan L'Oreal for Girls in Science (LGIS).

Di tahun ini, L'Oreal sebagai perusahaan yang berakar pada sains, memulai inisiatif sains yang menarik dan terintegrasi melalui peluncuran L'Oreal Sorority in Science (LSIS), sebuah program bagi mahasiswi yang memiliki prestasi yang dianggap luar biasa.

LSIS adalah program beasiswa bagi mahasiswi kurang mampu yang mengambil bidang studi sains serta memilih sains sebagai karir masa depan mereka. Mahasiswi yang terpilih akan mendapatkan Rp20 juta untuk digunakan sebagai biaya hidup ataupun pendidikan mereka.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia menyatakan bahwa pada tahun 2014 terdapat 239.339 mahasiswi yang meraih gelar S1 dan 18.560 mahasiswi yang meraih gelar S2, namun hanya 516 mahasiswi yang melanjutkan ke tingkat doktoral. Ini berarti hanya 0,2% mahasiswi peraih gelar S1 yang memutuskan untuk meraih gelar PhD.

Selain itu, hanya 52% dari total populasi di Indonesia mengenyam pendidikan dasar. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara berkembang lainnya, seperti India (61%).

Inilah salah satu alasan mengapa selain menjalankan program L'Oreal-UNESCO FWIS dan LGIS, L'Oreal juga meluncurkan program LSIS yang bertujuan untuk mempromosikan sains kepada mahasiswi yang kurang mampu.

"Sains adalah kunci untuk mendorong dan mempercepat kemajuan sebuah negara. Tanpa sains, negara tak akan dapat maju secara sukses dan berkelanjutan," ujar Melanie Masriel, Head of Communications L'Oreal Indonesia, di Jakarta, Rabu (25/3/2015).

Menurutnya, sebagai perusahaan yang menaruh perhatian pada sains lebih besar dari perusahaan kecantikan manapun di dunia, L'Oreal bersama KNIU bertekad meningkatkan jumlah perempuan peneliti dengan menerapkan program sains terpadu bagi perempuan, terlepas dari tahapan jenjang pendidikan mereka.

"Dengan demikian, L'Oreal bertujuan untuk menunjukkan bahwa kecantikan adalah sains dan perempuan yang mengkaji sains lebih dalam memberikan kontribusi yang indah bagi dunia," imbuh Melanie.

Sementara itu, KNIU Kemdikbud Prof Dr Arif Rachman M.Pd mengatakan, berdasarkan data terbaru mengenai jumlah mahasiswi di Indonesia, hanya 7% perempuan lulusan S1 yang meneruskan ke jenjang S2 dan hanya 3% perempuan lulusan S2 yang menempuh program doktoral selama 10 tahun terakhir.

"Sangatlah disayangkan bahwa perempuan masih belum terwakili dengan baik di semua tingkat penelitian ilmiah, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia," ujar praktisi pendidikan nasional ini.

Menurutnya, meskipun meraih hasil yang sangat baik di tingkat universitas, relatif hanya sedikit perempuan yang sampai ke posisi strategis di bidang penelitian.

"Dengan usaha dan dukungan yang berkelanjutan, KNIU berharap rangkaian program sains dari L'Oreal akan dapat meningkatkan jumlah perempuan peneliti untuk kemajuan masyarakat di Indonesia," imbuhnya.

Detail dari program L'Oreal Sorority in Science (LSIS) ini dapat Anda lihat langsung di tautan berikut. [ikh]

This posting includes an audio/video/photo media file: Download Now

Persib Harus Nekat Ikat Pemain Muda

Posted: 25 Mar 2015 10:17 AM PDT

PEMAIN muda adalah penerus perjuangan Persib Bandung di kemudian hari. Untuk itu, Ajat Sudrajat berharap Maung Bandung punya keberanian mengikat penggawa junior. Memang dia tak menampik, dengan banyaknya bobotoh yang selalu mengharapkan Persib menang, menjadi ketakutan tersendiri bagi pelatih.

"Harus ada keberanian untuk mau merekrut pemain muda. Kita tahu sendirilah pelatih di Persib tekanannya bagaimana dari bobotoh, kalah satu atau dua kali seperti apa," ujar Ajat.

Tapi dia katakan, dengan memberi kepercayaan kepada pemain muda, kelak Persib tak akan kerepotan saat melakukan regenerasi pasukannya.

Dia berikan contoh, Pelita Bandung Raya (PBR) di Indonesia Super League (ISL) musim lalu, bisa tembus hingga semifinal. Padahal menurut hematnya, tim seteru satu kotanya itu didominasi pemain muda.

"Yang mereka (bobotoh) inginkan Persib itu menang dan menang, tapi kita di sini tidak seperti itu. Kita tahu kondisinya, kalaupun ada pemain lokal muda, itu bagian dari pembinaan. Kayak Pelita Bandung Raya (musim) kemarin, dengan pemain pemain mudanya dikasih kesempatan," ujar dia.

Jika melihat kondisi Persib sekarang, Ajat melihat, pemain muda jarang dilibatkan dalam laga resmi. Padahal jam terbang sangat berpengaruh besar mendongkrak mental pemain.

"Yang terjadi sekarang di Persib itu di latihan dan uji coba di mainkan, tapi di pertandingan resmi di cadangkan, malahan kadang hanya nonton di atas. Kenapa? Karena takut timnya kalah, kalo kalahkan tekanannya dari mana-mana," sahutnya.

Memang di zaman profesional ini, dia tidak terlalu mempermasalahkan sekalipun Persib tidak merekrut putra daerah. Meski begitu, Ajat berharap lebih mengutamakan potensi binaan sendiri yang diolah klub anggota Persib.

"Kalau sekarang kan profesional, mau ngambil pemain dari mana pun sah-sah saja. Tapi setidaknya mengakomodir, bahwa ini Bandung ada binaan Diklat Persib," pungkasnya. (ddy)

Survei Poltracking Pesanan untuk Pecah Belah PDIP

Posted: 25 Mar 2015 10:10 AM PDT

INILAHCOM, Jakarta-Hasil survei Poltracking Indonesia yang menyebut keturunan Soekarno tidak layak memimpin PDIP dinilai sebagai pesanan untuk memecah belah internal partai itu.

Ketua DPP PDIP bidang hukum, Trimedya Panjaitan mengatakan, survei tersebut dengan harapan agar soliditas partai berlambang banteng moncong putih itu terbelah.

"Pastilah (pesanan) ada pihak-pihak yang tidak suka terhadap soliditas di PDIP," kata Trimedya, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/3/2015).

Meski demikian, kata Trimedya, survei tersebut tidak akan membelah kesolidan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Sebab, kader PDIP telah sepakat agar Megawati kembali memimpin untuk lima tahun ke depan.

"Tapi kita yakin tidak terpengaruh dengan hasil survei itu. Karena waktu Rakernas di Semarang Pak Jokowi yang meminta," tegas Wakil Ketua Komisi III DPR itu.

Diketahui, Poltracking Indonesia kembali merilis survei penilaian dari pakar dan opinion leader terkait pergantian ketua umum PDI Perjuangan. Hasilnya tiga nama yang merupakan keturunan Soekarno tidak direkomendasikan memimpin partai PDIP untuk lima tahun ke depan.

Menurut Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda, ketiga nama itu adalah, Puan Maharani, Megawati Soekarnoputri dan Prananda Prabowo.

"Berdasarkan pendapat pakar/opinion makers pada survei ini, Puan Maharani (25,04%), Prananda Prabowo (17,64%) dan Ketua Umum incumbent Megawati (16,91%)," kata Hanta saat merilis hasil survei di Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Menurutnya, Presiden Joko Widodo masuk dalam bursa ketua umum partai berlambang banteng mocong putih ini. Dan beberapa elite partai tersebut juga masuk ke dalam bursa persaingan.

"Dalam survei ini ada sembilan nama kader yang muncul. Ganjar Pranowo, Hasto Kristianto, Joko Widodo, Maruara Sirait, Megawati Soekarnoputri, Pramono Anung, Prananda Prabowo, Puan Maharani dan Tjahjo Kumolo," kata Hanta.

Hasil itu didapatkan dari penilaian yang dilakukan oleh pakar lewat 10 aspek. Antara lain, aspek integritas dan rekam jejak, kompetensi dan kapabilitas, visi dan gagasan, komunikasi elite, komunikasi publik, akseptabilitas publik, pengalaman dan prestasi memimpin, kemampuan memimpin organisasi partai, kemampuan memimpin koalisi dan kemampuan memimpin dalam pemerintahan dan negara. [ars]



Posting Komentar