news.detik |
- Buat Giggs Umur Hanya Angka dan Tantangan Baru
- Gerindra Ingin Jokowi Tetap di DKI, PDIP: Stop Campuri Rumah Tangga PDIP!
- Salamon Meninggal Diduga karena Tak Ada Biaya Berobat
- Anggota Komisi III DPR Dukung Agar Keputusan MK Bisa Ditinjau Kembali
- Pemain Persipro Probolinggo Salamon Begondou Meninggal Dunia
- Penampilan Seksi dan Menawan dalam Konser Kedua Alicia Keys di Jakarta
Buat Giggs Umur Hanya Angka dan Tantangan Baru Posted: 29 Nov 2013 10:59 AM PST Manchester - Ryan Giggs tak bisa menutupi warna putih yang mulai memenuhi rambut-rambut di kepala serta wajahnya, juga keriput yang muncul di sudut mata. Tapi ditegaskannya, umur sama sekali tak berkaitan dengan karier pesepakbola. Giggs merayakan hari jadinya yang ke-40 pada Jumat (29/11/2013) kemarin. Meski sudah sangat senja untuk ukuran pesepakbola, dia masih jadi bagian tak terpisahkan dari Manchester United di musim ini. Laga dengan Bayer Leverkusen di Liga Champions tengah pekan kemarin jadi salah satu contohnya. Tak banyak pesepakbola di seluruh dunia yang bisa mempertahankan performa hingga usia 40. Apalagi Giggs bermain di klub sekelas Manchester United dan kompetisi sesengit Premier League. Soal usia dan penampilan di atas lapangan, pemain berjuluk Welsh Wizard itu menyebut kalau bertambahnya usia berarti bertambahnya tantangan. "Soal penambahan umur itu, saya hanya menganggapnya sebagai tantangan. Saya sendiri yang akan tahu kapan waktunya (untuk berhenti)," sahut Giggs seperti diberitakan Skysports. "Hal yang harus Anda hadapi adalah saat orang-orang mulai mengatakan, 'Kakinya sudah tidak kuat, dia tak seharusnya ada di tim karena dia terlalu tua'. Tapi saya pernah menjalani pertandingan yang buruk saat berusia 19, 20, atau 25, 26, bahkan faktanya lebih lagi. Anda hanya harus meningkatkan diri Anda sendiri, apakah Anda masih efektif, apakah Anda masih berkontribusi, apakah manajer masih memilih Anda," lanjut Giggs. Terus bertahan di Manchester United disebut Giggs jadi salah satu alasan dia masih bisa bertahan di atas lapangan meski sudah 40 tahun. Sejauh ini, pemain yang menjalani debut liga bersama The Red Devils pada tahun 1991 itu, mengaku masih sangat menikmati rutinitasnya pergi berlatih dan menjalani laga. "Jika saya berpindah dari satu klub ke klub lainnya saya mungkin sudah finis sekarang. Saya beruntung saya bisa bertahan di satu klub, di mana saya dikelilingi oleh pemain bagus. Saya juga punya manajer yang bagus." "Saya melihat ke diri saya sendiri dan mencoba berlatih setiap hari untuk berusaha membuat diri saya tersedia untuk bisa dipilih. Saya menikmati sejauh saya terus melakukannya, dan tentu saja, saya mencoba berkontribusi untuk tim," lanjut pria kelahiran 29 November 1973 itu. (din/raw) |
Gerindra Ingin Jokowi Tetap di DKI, PDIP: Stop Campuri Rumah Tangga PDIP! Posted: 29 Nov 2013 10:33 AM PST Sabtu, 30/11/2013 01:33 WIB "Jadi, pandangan yang bersifat mencampuri urusan rumah tangga partai lain sebaiknya dibatasi," kata Wasekjen PDIP Achmad Basarah di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/11/2013). Menurut Basarah, perkara Jokowi mencapres merupakan urusan politik PDIP. Apalagi jika dukungan publik tak terbendung, maka tak akan ada yang bisa menghalangi Jokowi mencapres. "Urusan bisa atau tidak itu keputusan politik di mana Jokowi bernaung (bukan Gerindra) dan dibesarkan, dan itu juga urusan keputusan rakyat," tutur Basarah. Prabowo Subianto dinilai telah membesarkan anak macan, yaitu Jokowi. Setelah Jokowi besar, akhirnya Jokowi bisa mengalahkan Prabowo. Namun Fadli Zon menuturkan pada Kamis (28/11), Gerindra mendukung Jokowi termasuk Basuki T Purnama agar mereka bisa memperbaiki Jakarta. Basarah kemudian merespon ini. "Dia boleh mencampuri urusan politik Basuki T Purnama (Wagub DKI), tetapi tidak untuk Jokowi," tandas Basarah. Stunt Rider atau Motor Freestyle, Beratraksi diatas motor yang sedang Berjalan.Bagaimana serunya?. Simak Liputan selengkapnya di Reportase Malam pukul 02.37 WIB, hanya di Trans TV (dnu/mpr) Baca Juga |
Salamon Meninggal Diduga karena Tak Ada Biaya Berobat Posted: 29 Nov 2013 10:23 AM PST Jakarta - Kabar duka kembali datang dari sepakbola Indonesia terkait meninggalnya pemain Persipro Probolinggo, Salamon Begondou. Menderita sakit, Salamon diduga tidak punya biaya untuk berobat. Salamon merupakan pesepakbola asal Kamerun, yang juga pernah memperkuat PSIS Semarang sebelum bermain di Persipro. Sebelumnya Salamon dan dua rekannya, Camara Abdoulaye Sekou dan Syilla Mbamba, pernah membuat heboh lantaran harus memenuhi biaya hidup dari mengemis di jalanan kota Probolinggo akibat gaji yang tak dibayarkan. Akibat masalah gaji tersebut pula, Salamon dan dua rekannya kabarnya sampai rela jadi pemain di laga-laga antar kampung (tarkam). Upaya-upaya untuk mendapatkan hak bukan tak pernah dicoba. Mengadu ke PSSI dan ke Walikota Probolinggo pernah dilakukan tapi tak membuahkan hasil. Kabar menyebutkan bahwa pada waktu itu Salamon cs. hanya menerima 15% dari nilai kontrak yang nilainya bervariasi antara Rp 175 juta, Rp 190 juta, dan Rp 200 juta untuk semusim. Hal-hal inilah yang lantas menguatkan dugaan bahwa Salamon kesulitan biaya untuk mengobati sakitnya. Pihak Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) telah mengonfirmasi penyebab meninggalnya si pemain akibat sakit, kendati belum bisa memastikan dugaan tak ada biaya berobat juga turut jadi latar belakangnya. "Saya belum tahu pasti. Tapi katanya sakit, gak ada biaya. Dia itu dulu pernah ngamen-ngamen juga bareng teman setimnya di Persipro, Kamara. Karena gajinya gak dibayar," ujar salah satu perwakilan APPI ketika dihubungi detikSport, Jumat (29/11/2013) malam WIB. Jika benar masalah gaji turut melatarbelakangi meninggalnya Salamon, maka ini jadi kasus yang kesekian di Indonesia. Sebelumnya, pemain Persis Solo Diego Mendieta meninggal karena sakit tifus dan tak punya biaya untuk berobat, setelah gajinya tak dibayarkan klub. Baru setelah Mendieta tutup usia gajinya dilunasi. (raw/din) |
Anggota Komisi III DPR Dukung Agar Keputusan MK Bisa Ditinjau Kembali Posted: 29 Nov 2013 09:43 AM PST Sabtu, 30/11/2013 00:43 WIB "Jika putusan MK harus memenuhi keadilan substansial, maka putusan MK yang tidak memenuhi keadilan substansial harus bisa dilakukan peninjauan ulang," kata anggota Komisi III DPR Achmad Basarah di Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (29/11/2013). Achmad menjelaskan, adanya peninjauan kembali yang berlaku surut tak akan mengganggu putusan MK secara keseluruhan. Sebab, hanya putusan MK yang dipastikan bermuatan korupsi dan suap oleh lembaga hukum saja yang akan ditinjau kembali, alias bukan semua putusan MK. "Misalnya Pilkada Bali. Kalau KPK memproses dan membuktikan di Pilkada Bali terdapat suap, maka kita minta hakim konstitusi meninjau ulang," kata politisi PDIP ini. Sejak dicokoknya mantan Ketua MK Akil Mochtar beberapa waktu silam, kredibilitas MK dinilai merosot. Jika MK bersedia 'legowo' meninjau ulang putusannya yang bermasalah, maka kredibilitas MK di mata publik bisa pulih kembali. "Ini akan lebih banyak manfaatnya daripada mudharatnya. Kita bisa melihat hati hakim MK terbuka mengoreksi kesalahannya," tandas Basarah. Sifat keputusan MK yang final dan mengikat dikaji oleh Wakil Ketua MK Arief Hidayat. Arief membuka peluang adanya peninjauan kembali terhadap putusan yang dinilai mengandung unsur korupsi. "Itu bukan masalah yang tabu (peninjauan terhadap keputusan MK)," kata Arief di Semarang, Jumat (29/11). Stunt Rider atau Motor Freestyle, Beratraksi diatas motor yang sedang Berjalan.Bagaimana serunya?. Simak Liputan selengkapnya di Reportase Malam pukul 02.37 WIB, hanya di Trans TV (dnu/mpr) Baca Juga |
Pemain Persipro Probolinggo Salamon Begondou Meninggal Dunia Posted: 29 Nov 2013 09:32 AM PST Jakarta - Satu lagi pemain asing yang merumput di kompetisi sepakbola Indonesia meninggal dunia. Pesepakbola asal kamerun yang memperkuat Persipro Probolinggo, Salamon Begondou, tutup usia karena sakit. Salamon, yang berposisi sebagai striker, sempat membela PSIS Semarang dan kemudian menjadi anggota skuat Persipro Probolinggo musim lalu. Kabar meninggalnya Salamon dikonfirmasi oleh Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) lewat akun Twitter resminya. "APPI turut berduka cita atas meninggalnya Salomon Begondo, pesepakbola asal Kamerun yg barur saja meninggal dunia akibat sakit," demikian ungkap APPI. Diduga, meninggalnya Salomon terkait dengan ketiadaan biaya untuk mengobati sakitnya. Seperti nasib banyak pesepakbola yang merumput di kompetisi tanah air, Salomon diduga masih tertunggak gajinya oleh pihak klub. "Menurut keterangan yg APPI terima, Salomon meninggal saat menderita sakit dan Tidak Mampu membayar biaya berobat." "Lagi dan lagi korban berjatuhan akibat masalah pembayaran gaji yang tak kunjung selesai," lanjut APPI. Tahun lalu Salomon dan beberapa rekannya dari Persipro pernah membuah heboh karena mengemis di jalanan Kota Probolinggo. Itu terpaksa dia lakukan karena gajinya tak kunjung dibayar klub. Kabar duka ini menambah kelam perjalanan kompetisi sepakbola domestik di Indonesia, karena Salomon bukan pesepakbola pertama yang meninggal dunia karena ditelantarkan klubnya. Sebelumnya ada nama Bruno Zandonadi yang meninggal karena kanker otak, juga Diego Mendieta yang tewas akibat tifus. (raw/din) |
Penampilan Seksi dan Menawan dalam Konser Kedua Alicia Keys di Jakarta Posted: 29 Nov 2013 09:14 AM PST Jakarta - Salah satu diva dunia, Alicia Keys sukses membuat para penggemarnya di Indonesia terperangah saat menggelar konser keduanya di Skenno Hall, Gandaria City, Jumat (29/11/2013). Tak hanya kualitas suara, keseluruhan penampilan di atas panggung juga menghibur. Penampilan Alicia dibuka dengan potongan video yang menggambarkan beberapa produk yang dibintangi oleh sang diva. Tak hanya itu, ada juga video sebuah organisasi sosial yang diikuti oleh Alicia. Tiba-tiba lampu panggung Skenno Hall mati dan muncul dengan dress seksi berwarna biru, penonton pun langsung dihipnotis dengan tampilan seksi Alicia. Hingga akhirnya intro 'Streets of New York/Empire State of Mind' didaulat membuka penampilannya. Pemilik nama lengkap Alicia Augello Cook itu langsung melanjutkan penampilannya dengan lagu 'Karma'. Ribuan penonton yang didominasi oleh kaum hawa itu pun langsung berteriak histeris. "Apa kabar Jakarta?" sapa Alicia dengan bahasa Indonesia yang fasih. Setelah menyapa para penonton, peraih lima Grammy Awards itu pun langsung duduk di bangku piano yang dengan menawan bertengger di tengah panggung. Jari lentik Alicia pun memainkan nada dari lagu 'You Don't Know My Name', dan teriakan ribuan penonton pun bergemuruh. Tata panggung dan penari yang disajikan di penampilan Alicia kali ini membuat konser tersebut begitu hidup. Sesekali bahkan penyanyi kelahiran 25 Januari 1981 itu berakting dengan para dancernya. Layar super besar yang menjadi backgroud panggung juga menyorot setiap detail penampilan Alicia di atas panggung. Next » (fk/ich) Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang! |
You are subscribed to email updates from news.detik To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Posting Komentar